Rabu, 18 Juni 2008

Terima Kasih karena Kau-pun Tidak Pernah Berhenti Mencintaiku...


Sebuah pengembaraan cinta akhirnya membimbingku pada perjalanan yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Peraduan jiwa, hati, dan imaji yang membuatku berhenti sejenak pada sebuah episode kehidupan. Membawaku masuk ke ruang dan waktu di mana semua keMahaan mutlak hanya milikNya. Aku, seorang anak manusia, yang terpelihara karena mimpi sepenuhnya menyadari bahwa semua dinamisasi kehidupan adalah hak prerogatif Allah sebagai penguasa. Allah yang memberikan vonis tanpa batas bagi semua mahluk yang terakui sebagai ciptaanNya.
Lukisan cinta yang telah Kau gores dalam kanvas hidupku adalah sebuah perpaduan warna-warna inspiratif yang telah membakar setiap sudut ketidakpercayaanku pada dunia. Bait-bait puisi yang Kau bacakan dalam panggung hidupku adalah sebuah keteraturan kata-kata indah yang mencairkan semua ketidakmampuanku untuk menerjemahkan setiap kalimat asa.
Aku adalah pendosa yang telah mengkhianati berjuta-juta tumpu amanah dan doa. Aku yang sangat pantas Kau sudutkan pada kematian dan nista. Aku yang tidak mampu lagi mengangkat wajah untuk mengurai irama kesucian. Aku terlalu malu untuk mengakui bahwa Kau adalah kedahsyatan sejati. Maafkan aku, Ya Rabb. Ampuni semua kealpaan yang luput aku sadari. Ampuni keangkuhan yang telah menafikkan semua bentuk kepasrahan padaMu. Ampuni aku, Ya Allah.
CintaMu adalah yang terbaik dalam hidupku. Cinta yang selalu menjaga pikir, hati, dan jiwa untuk selalu kembali padaMu. Walau berkali-kali tersesat, berkali-kali terjatuh, Kau selalu bersedia menerangi jejak, bahkan mengulurkan tangan untuk sekedar menghapus air mata kecewa. Bahkan saat aku mulai menyadari setiap titik dosa, Kau memberikan media untuk membersihkannya dari hidupku. Kau mengerti bahwa aku memiliki mimpi dan bersedia menggadaikan apapun untuk meraihnya. Kesedihan dan derita ini akan menjadi energi yang terbungkus sempurna dalam setiap sabar dan ikhlas. Aku akan terus hidup karena cintaMu. Aku akan tetap berusaha menjadi pecinta terbaik dalam hubungan ini. Walau berkali-kali tersesat, berkali-kali terjatuh, aku akan tetap mencintaiMu, Ya Allah. Terima kasih karena Kau-pun tidak pernah berhenti mencintaiku.